Wednesday, December 30, 2015

PENGUKURAN KERJA - Dalam Manajemen Operasional (Jay Heizer)




Latar Belakang Masalah
Dalam  manajemen sumber daya manusia, pengukuran pekerjaan bukan merupakan hal yang aneh,  terutama  ketika pihak manajemen perusahaan akan memberikan gaji seseorang. Apa yang menentukan gaji Rp.2000.000? Apa ukuran menentukan gaji Rp.2.500.000? dan sebagainya.  Untuk itu, dicari dasar yang paling  tepat untuk memberikan kompensasi  kepada  seseorang,  yaitu bobot  pekerjaan. Seberapa  besar  sebenarnya pekerjaan itu? Apakah pekerjaan A lebih berat atau lebih sulit dibandingkan  dengan pekerjaan  B. Dalam  manajemen operasi yang dikaitkan  dengan sumber daya manusia, pertanyaan  yang muncul adalah  bagairnana menentukan waktu  standar dari suatu pekerjaan? Bagaimana menentukan  jika pekerjaan  A yang dilakukan seseorang  tidak baik, atau lebih  lama diselesaikan  dari waktu  standar?
Oleh karena itu, standar kerja dibutuhkan untuk sebuah system operasi yang efisien. Standar tenaga kerja dibutuhkan bagi perencanaan produksi, perencanaan pekerja, pembuatan anggaran, dan mengevaluasi kinerja. Standar tenaga kerja juga dapat digunakan sebagai dasar system insentif. Mereka digunakan di pabrik dan di kantor. Standar dapat dibuat melalui data masa lalu, studi waktu, standar waktu yang telah ditentukan, dan pemgambilan sempel kerja.


Tujuan penulisan 
Penulis membuat Makalah ini bertujuan untuk:

  1. Untuk menambah wawasan seseorang tentang Standar tenaga kerja dan pengukuran kerja
  2. Untuk menambah wawasan tentang pengalaman masa lalu
  3. Untuk memberikan informasi tentang studi waktu
  4. Untuk memberikan informasi tentang sampling pekerjaan
  5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional


Standar Tenaga Kerja dan Pengukuran Kerja


Standar tenaga kerja merupakan jumlah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan atau sebagian pekerjaan. Setiap perusahaan memeliki standar tenaga kerja, walaupun mungkin standar yang ditetepkan secara profesional. Hanya dengan adanya standar tenaga kerja yang akaurat, menejemen dapat mengetahui apa kebutuhan tenaga kerja mereka, berapa biaya yang harus dikeluarkan, dan apasaja yang terkandung dalam satu hari kerja normal.

Di awal abad ke-20 Fredrick Taylor, Frank Gilberth dan Lilian Gilberth meniliti sebagian pekerjaan di lakukan secara manual yang mengakibatkan besarnya peran pekerja dalam satu produk. Informasi yang diketahui tentang hal-hal yang termasuk dalam satu hari kerja normal hanya sedikit sehingga manajer melalui suatu penelitian untuk meningkatkan metode kerja dan memahami usaha manusia. Usaha ini berlanjut hingga sekarang, walaupun sekarang kita telah berada di awal abad ke-21 dan upah pekerja sering kurang dari 10% nilai penjualan, standar tenaga kerja masih merupakan hal penting dalam organisasi jasa dan manufaktur. Standar tenaga kerja merupakan titik awal dalam menentukan kebutuhan pekerja. 

Manajemen Operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan hal-hal berikut:

  1. Muatan pekerja dari setiap barang yang di produksi (biaya pekerja)
  2. Kebutuhan staf (berapa orang yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan)
  3. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu mengambil beragam keputusan dari perkiraan biaya hingga ke keputusan untuk membuat sendiri atau membeli)
  4. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa yang mengerjakan apa dalam satu aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi)
  5. Tingkat produksi yang diharapkan (jadi baik manajer maupun pekerja tahu apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal)
  6. Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk memberikan insentif yang tepat)
  7. Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi)


Pengukuran Kerja (Work Measurement) adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian–penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Dalam pengukuran kerja, biasanya dilihat dari proses operasi dalam perusahaan dapat efisien atau tidak biasanya didasarkan atas lama waktu untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu pelayanan (jasa). Satandar tenaga kerja, mewakili waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja rata-rata untuk melaksanakan aktivitas tertentu di bawah kondisi kerja normal. Standar pekerja ditetapkan dengan empat cara:

1.      Pengalaman masa lalu (historical experience)
Standar pekerja dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman masa lalu (historical experience) yaitu berapa jam pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Standar masa lalu mempunyai kelebihan, karena secara relatif mudah dan murah didapatkan. Standar historis ini biasanya didapatkan dari kartu waktu pekerja atau dari data produksi. Walaupun demikian, standar ini tidak obyektif, dan kita tidak mengetahui akurasinnya, apakah mereka mencerminkan kecepatan kerja yang layak atau buruk, dan apakah kejadian yang tidak biasa terjadi sudah dimasukkan dalam perhitungan. Karena variabel ini tidak diketahui, penggunaan teknik ini tidak dianjurkan. Sebagai penggantinya, studi waktu, standar waktu yang telah ditentukan, dan pengambilan sampel kerja lebih dianjurkan.

2.     Studi waktu
Pengambilan waktu dengan menggunakan stopwatch atau studi waktu yang pada awalnya diperkenalkan oleh Fredrick W Taylor di tahun 1881, masih menjadi metode yang paling banyak digunakan hingga sekarang. Prosedur studi waktu mencakup menghitung waktu, contoh sampel kinerja seorang pekerja dan menggunakannya sebagai standar. Seorang pekerja yang terlatih dan berpengalaman dapat menerapkan standar dengan delapan langkah berikut:

  • Definiksikan pekerjaan yang akan diamati (setelah analisis metode dilakukan)
  • Bagi pekerjaan menjadi unsur-unsur yang tepat (bagian dari pekerjaan yang sering membutuhkan tidak lebih dari beberapa detik)
  • Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan (jumlah siklus atau sampel yang dibutuhkan)
  • Hitung waktu dan catat waktu unsure serta tingkat kenerja
  • Hitung waktu pengamatan rata-rata. Waktu pengamatan rata-rata merupakan rata-rata hitung waktu setiap unsur yang diukur disesuaikan terhadap pengaruh yang tidak lazim untuk setiap unsure.

Rumus 
        Waktu pengamatan rata-rata  =  Jumlah waktu tercatat / Jumlah pengamatan


  • Tentukan waktu kinerja (kecepatan kerja), kemudian hitung waktu normal (normal time) untuk setiap unsur. 

        Rumus 
        Waktu normal= (waktu pengamatan rata-rata) x (factor tingkat kinerja)


  • Tambahkan waktu normal setiap unsur untuk mendapatkan waktu normal total untuk pekerjaan tersebut. 
  • Hitunglah waktu standar. Penyesuaian ke waktu normal total memberikan kelonggaran, seperti kebutuhan pribadi, keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan, dan kelelahan.

          Rumus 
           Waktu standar =       waktu normal total / 1 – factor kelonggaran


Kelonggaran waktu pribadi kerap ditetapkan dalam rentang 4% hingga 7% dari waktu total, bergantung pada kedekatan pada toilet, tempat air minum, dan fasilitas lainnya. Kelonggaran keterlambatan sering ditetapkan sebagai hasil penelitian actual dari keterlambatan yang terjadi. Kelonggaran akibat kelelahan didasarkan pada pengetahuan manusia yang terus meningkat akan pengeluaran energy manusia di bawah berbagai kondisi fisik dan lingkungan. 

Studi waktu membutuhkan sebuah proses pengmabilan sampel; jadi, pertanyaan kesalahan pengambilan sampel dalam waktu pengamatan rata-rata biasa terjadi. Dalam statistic, kesalahan bervariasi dengan jumlah berbanding terbalik dengan ukuran sampel. Jadi, untuk menentukan banyaknya siklus yang harus dicatat, keragaman setiap unsur  dalam pengamatan harus dipertimbangkan.
Untuk menentukan sebuah ukuran sampel yang memadai, tiga hal berikut harus dipertimbangkan:

  1. Seberapa akurat hasil pengamatan yang diinginkan ( sebagai contoh, apakah kurang lebih 5% dari waktu siklus yang diamati sudah mencukupi?) 
  2. Tingkat keyakinan yang diinginkan (sebagai contoh, nilai z; apakah 95% sudah mencukupi atau harus 99%
  3. Berapa variasi yang muncul dalam unsur kerja (sebagai contoh, jika terdapat variasi yang banyak, maka dibutuhkan ukuran sampel yang lebih besar)


Predetermined Time Standards ( Standar Waktu yang telah ditentukan)
Selain pegalaman historis dan studi waktu, standar produksi dapat ditetapkan dengan menggunakan standar waktu yang telah ditentukan. Standar waktu yang telah ditentukan membagi pekerjaan manual menjadi unsur dasar yang kecil yang telah memiliki waktu tertentu (berdasarkan sampel pekerja yang sangat besar). Untuk memperkirakan waktu untuk sebuah pekerjaan tertentu, factor waktu bagi setiap unsure dasar dari pekerjaan itu dijumlahkan. Untuk dapat mengembangkan system standar waktu yang telah di tentukan secara menyeluruh, dibutuhkan biaya yang besar. Akibatnya, sejumlah system dapat diperoleh secara komersial. Standar waktu yang telah ditentukan yang paling umum adalah metode pengukuran waktu (methods time measurement-MTM) yang merupakan produk dari MTM Association.

Standar waktu yang telah ditetapkan merupakan perkembangan dari gerakan dasar yang disebut sebagai therblig. Istilah therblig ditemukan Frank Gilbrerth (Gilbreth dieja terbalik dan posisi t dan h ditukar). Therblig mencakup aktivitas seperti memilih (select), mengambil (grasp), mengarahkan (position), merakit (assemble), menjangkau (reach), memegang (hold), beristirahat (rest), dan meneliti (inspect). Aktivitas-aktivitas ini dinyatakan dalam satuan pengukuran waktu (time mesurement unit-TMU), yang sama dengan 0,00001 jam atau 0.0006 menit. Nilai MTM untuk beragam therblig dimuat dalam table-tabel yang sangat terperinci.

Standar waktu yang telah ditentukan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan studi waktu. Pertama, standar waktu ini dapat dibuat di laboratorium, prosedur ini tidak akan mengganggu aktivitas produksi yang sesungguhnya (yang biasanya disebabkan oleh penelitian studi waktu). Kudua, karena standar dapat ditentukan sebelum sebuah pekerjaan benar-benar dilakukan, standar ini dapat digunakan untuk membuat rencana. Ketiga, tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan. Keempat, serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar unntuk menetapkan standar. Yang terakhir, standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama. Untuk memastikan standar pekerja yang akurat, beberapa perusahaan  menggunakan baik studi waktu maupun standar waktu yang telah ditentukan.


Pengambilan Sempel Kerja
Metode keempat ini menentukan standar produksi atau pekerja, adalah pengambilam sampel kerja, yang dikembangkan di Inggris oleh L. Tippet di tahun 1930. Pengambilan sampel kerja (work sampling) memperkirakan presentase waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaannya. Pengambilan sampel kerja membutuhkan pengamatan secara acak untuk mencatat aktivitas yang dilakukan pekerja. Hasilnya terutama digunakan untuk menetukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka diantara beragam aktivitas. Pengetahuan akan pengalokasian ini dapat mendorong adanya perubahan karyawan, penugasan ulang, perkiraan biaya aktivitas, dan penetapkan kelonggaran keterlambatan bagi standar pekerja. Jika pengambilan sampel kerja ini dilakukan untuk menetapkan kelonggaran keterlambatan, metode ini sering disebut sebagai penelitian rasio keterlambatan (ratio delay study).

Prosedur pengambilan sampel kerja dapat diringkas menjadi lima langkah:
1.)    Ambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter (seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja).
2.)    Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan
3.)    Buat jadwal untuk mengamati pekerja pada waktu yang layak. Konsep angka acak digunakan untuk mendapatkan pengamatan yang benar-benar acak. Sebagai contoh, 5 angka acak diambil dari sebuah tabel: 07, 12, 22, 25, dan 49. Nilai ini dapat digunakan untuk membuat sebuah jadwal pengamatan pada pukul 9:07, 9:12, 9:22, 9:25, 9:49.
4.)    Lakukan pengamatan dan catat aktivitas pekerja.
5.)    Tentukan bagaimana pekerja menghabiskan waktu mereka (biasanya dalam prersentase).

Untuk menentukan jumlah pengamatan yang dibutuhkan, pihak menejemen harus memutuskan tingkat keyakinan dan ketepatan. Walaupun demikian, pertama kali seorang analis harus memilih nilai awal bagi parameter yang diamati (langkah 1 di atas). Pilihan ini biasanya diambil berdasarkan sampel yang berukuran kecil yang mungkin 50 pengamatan. Formula berikut memberikan ukuran sampel untuk tingkat keyakinan dan ketepatan yang diinginkan:

         z2 p (1-p)
n = -----------------
              h2

Di mana :
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
z = devisi normal standar untuk tingkat keyakinan yang diinginkan
p = nilai perkiraan proposal sampel (waktu kerja operator yang diamati apakah sedang sibuk ataukah sedang menganggur)
h = tingkat kesalahan yang dapat diterima dalam persentase

contoh:
Manajer kantor kesejahteraan daerah di Michigan Country, Dana Johnson, memeperkirakan pekerjaannya menganggur sepanjang 25% dari waktu yang ada. Ia ingin melakukan pengambilan sampel kerja yang akurat pada rentang 3% dan ingin mendapatkan hasil tingkat keyakinan 95,45%.
Solusi : Dana menghitung :
         z2 p (1-p)
n = ------------------
              h2
di mana :
n = ukuran sampel yang dibutuhkan
z = 2 untuk tingkat keyakinan 95,45%
p = nilai perkiraan proporsional menganggur =25%= 0,25
h = tingkat kesalahan yang dapat diterima 3 % = 0,03



ia mendapat bahwa :
 (2)2(0,25)(0,75)
n = ------------------------  = 833 pengamatan
       (0,03)2
Pemahaman :
Jadi, pengamatan harus dilakukan sebanyak 833 kali. Jika persentase waktu mengaggur yang diamati tidak mendekati 25% seperti hasil penelitian, maka jumlah pengamatan dapat di hitung ulang dan ditingkatkan atau dikurangi sesuai dengan hasil penelitian.

Focus pada pengambilan sampel kerja adalah menentukan bagaimana para pekerja mengalokasikan waktu mereka di antara beragam aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan persentase waktu yang di habiskan oleh seseorang pekerja pada aktivitas-aktivitas yang ada daripada sejumlah waktu tertentu yang dihabiskan untuk tugas tertentu. Seorang analisis hanya mencatat aktivitas yang biasa dilakukan secara acak.

Pengambilan sempel kerja menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan metode studi waktu, yaitu:

  1. pengambilan sampek kerja lebih murah karena hanya diperlukan seorang pengamat yang dapat mengamati beberapa pekerja secara bersamaan. 
  2. Pengamat tidak membutuhkan pelatihan khusus, dan tidak diperlukan peralatan pengukur waktu khusus.
  3. Penelitian dapat ditunda kapan saja dengan menghasilkan sedikit dampak pada hasik. 
  4. Karena pengambilan sampel kerja menggunakan pengamatan secara spontan pada waktu yang panjang, pekerja hanya memiliki sedikit kesempatan untuk memengaruhi hasil penelitian. 
  5. Prosedur yang ada hanya sedikit mengganggu sehingga tidak menyebabkan pekerja merasa berkeberatan.

Adapun kekurangan dari pengambilan sampel kerja yaitu :

  1. Tidak membagi unsut kerja selengkap studi waktu
  2. Pengambilan sampel kerja dapat menghasilkan hasil yang bias atau tidak benar jika pengamat tidak mengikuti rute perjalanan dan pengamatan yang acak, serta
  3. Karena tidak mengganggu, pengambilan sampel kerja cenderung kurang akurat,terutama saat pekerjaan yang diamati memiliki waktu siklus pendek.



Kesimpulan 
Standar tenaga kerja dibutuhkan untuk sebuah system operasi yang efisien. Standar tenaga kerja dibutuhkan bagi perencanaan produksi, perencanaan pekerja, pembuatan anggaran dan mengevaluasi kinerja. Dengan adanya standar tenaga kerja yang akaurat, menejemen dapat mengetahui apa kebutuhan tenaga kerja mereka, berapa biaya yang harus dikeluarkan, dan apa saja yang terkandung dalam satu hari kerja normal.
 Standar tenaga kerja juga dapat digunakan sebagai dasar system insentif. Mereka digunakan di pabrik dan di kantor. Standar tenaga kerja dapat dibuat melalui empat cara, yaitu : Pengalaman masa lalu (historical experience), Studi waktu (time studies), Standar waktu yang telah ditentukan (predetermited time standards), Pengambilan sampel kerja (work sampling).




DAFTAR PUSTAKA

Heizer, jay dan Barry Render.2009.Manajemem Operasi.Jakarta:Salemba Empat
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran_Kerja_Manajemen_Operasi

TERIPANG / MENTIMUN LAUT


TERIPANG / MENTIMUN LAUT



RINGKASAN


Teripang atau mentimun laut adalah istilah yang diberikan untuk hewan Invertebrate Hoolothuroidea yang dapat dimakan. Mentimun laut tersebar luas di lingkungan laut diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat. Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komonen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat stuktur pakan (trohic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspense (suspense feeder).

Masih sedikit Negara di dunia yang membudidayakan teripang. Satu  jenis teripang yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia  ialah teripang pasir (Holothuria scrabs). Budidaya teripang pasir memungkinkan dilakukan oleh masyarakat pantai. Hal ini disebabkan teknik budidayanya cukup sederhana dan investasinya yang diperlukan relative kecil. Teripang merupakan salah satu komoditas ekspor dari hasil laut yang perlu segera dikembangkan cara budidayanya.hal ini diperlukan mengingat nilai ekonomisnya yang cukup tinggi di pasaran luar negeri, namun saat ini sebagian besar produknya masih merupakan hasil tangkapan dari laut, sehingga produktivitasnya masih sangat tergantung dari alam.

Setiap usaha membutuhkan rencana bisnis terutama bisnis baru dan bisnis yang mengharapkan perubahan atau pertumbuhan yang signifikan dalam waktu dekat. Rencana bisnis akan memberikan arahan strategis bagi keberlangsungan aktivitas usaha yakni dengan menuliskan /  mendeskripsikan tujuan dan cara mencapainya, yang kemudian mengikuti rencana yang telah ditulis untuk mencapai target.namun, masih banyak kendala yang dihadapi oleh pengusaha khususnya para calon pengusaha kecil dan menengah dalam mewujudkan dan melaksanakan usahanya tersebut. Salah satu kendala tersebut tampak dalam merencanakan serta mempresentasikan rencana usaha.

Adapun factor-faktor yang memperlancar usaha budidaya teripang, di antaranya adalah:
  1. Tersedianya sumber daya alam dan sumber daya manusia
  2. Harga jual teripang relative tinggi 
  3. Adanya lahan yang belum dimanfaatkan dan sangat baik bila digunakan untuk usaha budidaya, sehingga bila lahan tersebut diolah dengan baik akan membantu meningkatkan pendapatan keluarga.

Metode yang digunakan untuk membudidayakan teripang (mentimun laut) yaitu dengan menggunakan metode penculture. Metode penculture adalah suatu usaha memelihara jenis hewan laut yang bersifat melata dengan cara memagari suatu areal perairan pantai seluas kemampuan atau seluas yang diinginkan sehingga seolah olah terisolasi dari wilayah pantai lainnya. Sumber benih teripang dapat diperoleh dengan dua cara yaitu, dengan melakukan pemungutan dari alam, dan dengan memelihara induk-induk teripang pada petak-petak di dalam area penculture.

Makanan teripang berupa plankton dan sisa-sisa endapan karang yang berada di laut. Namun, demikian untuk lebih mempercepat pertumbuhan teripang dapat diberikan makanan tambahan campuran dedak dan pupuk kandang (kotoran ayam). Pemungutan hasil panen dapat dilakukan setelah ukuran teripang berkisar antara 4 sampai 6 ekor per kg. untuk mendapatkan ukuran ini biasanya teripang dipelihara selama 6-7 bulan dengan survival yang dicapai kurang lebih 80%  dari penebaran awal. Kelayakan usaha baik usaha budidaya ikan maupun teripang dilihat dari aspek pasar masih cukup luas dilihat dari peluang pasarnya. Aspeknya teknis usaha budidaya teripang dan usaha budidaya menggunakan metode penculture. Aspek financial sudah layak dalam pelaksanaannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.


Latar Belakang
Perikanan adalah salah satu hasil dari sector perairan yang selama ini mulai dikembangkaan pemerintah. Di bidang perikanan banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah baik dalam kegiatan pemberdayaan dan pengelolaannya. Pemerintah membentuk suatu instansi negeri pemerintah untuk mengelola sector perikanan Indonesia yaitu Dinas Peternakan dan Perikanan Indonesia. Instansi ini mengelola setiap jenis perikanan di Indonesia seperti perikanan laut, perikanan umum(darat), budidaya dan lain-lain. Instansi ini dalam kinerjanya berfungsi sebagai penyuluhan pendidikan perikanan, manajemen perikanan daerah, hingga penjualan yang berorientasi terhadap peningkatan devisa Negara. Pembudidayaan ini difokuskan terhadap hasil budidaya teripang konsumsi di air laut Indonesia yang saat ini berkembang sangat dinamis. Hal ini menjadi acuan bagi pemerintah bagaimana agar hasil teripang konsumsi semakin lama semakin berkembang dengan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhinya.

Permintaan ekspor teripang terus meningkat. Akan tetapi, hingga kini permintaan itu belum sepenuhnya dapat dipenuhi. Penyebabnya adalah karena produksi teripang Indonesia masih terbatas.
Teripang merupakan salah satu komoditas ekspor dari hasil laut yang perlu segera dikembangkan cara budidayanya. Hal ini diperlukan mengingat nilai ekonomisnya yang cukup tinggi di pasaran luar negeri, namun saat ini sebagian besar produknya masih merupakan hasil tangkapan dari laut, sehingga produktivitasnya masih sangat tergantung dari alam. 

Dari hasil penelitian jenis hewan laut ini mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan antara lain adalah :
1.    Dapat hidup bergerombol dengan padat penebarab tinggi
2.    Metode budidayanya dapat dilakukan secara sederhana dan tidak memerlukan teknologi   tinggi dan modal besar.
3.    Makanannya berupa ganggang penempel, detritus, molusca kecil yang banyak tersedia di perairan alam
4.    Dagingnya enak dimakan dan mudah diproses menjadi makanan serta merupakan komoditi ekspor


Tujuan penulisan
Sebagai referensi atau sumber bacaan
Sebagai inspirasi untuk membuat UMKM


PEMBAHASAN

Gagasan
Teripang atau trepan atau timun laut adalah istilah yang diberikan untuk hewan invertebrate Holothuroidea yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Setiap usaha (bisnis) membutuhkan rencana bisnis terutama bisnis baru dan bisnis yang mengharapakan perubahan atau pertumbuhan yang signifikan dalam waktu dekat. Dalam teori, rencana bisnis akan memberikan arahan strategis bagi keberlangsungan aktivitas usaha (bisnis) yakni dengan menuliskan/mendeskripsikan tujuan dan cara mencapainnya, yang kemudian mengikuti rencana yang telah ditulis untuk mencapai target. Rencana usaha pengembangan budidaya teripang diharapkan dapat terlaksana dalam rangka memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di wilayah tersebut agar lebih optimal. Namun masih banyak kendala yang dihadapi oleh pengusaha khususnya para calon pengusaha kecil dan menengah dalam mewujudkan dan melaksanakan usahanya tersebut. Salah satu kendala tersebut tampak dalam merencanakan serta mempresentasikan rencana usaha. Operasional /  realisasi dari rencana usaha budidaya teripang adalah untuk memenuhi peluang pasar dalam jangka waktu 10 tahun mendatang. 


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Usaha Budidaya Teripang
Setiap usaha pasti mempunyai factor-faktor yang mempengaruhi jalannya usaha, baik itu yang menghambat maupun yang memperlancar usaha tersebut. Factor pendukung merupakan factor-faktor yang dapat memperlancar kegiatan bududaya teripang, diantaranya adalah :
  1. Pemeliharaan ikan teripang relating lebih mudah
  2. Kondisai perairan dan lingkungan usaha yang sesuai dengan habitat lainnya
  3. Sumber air dekat dengan lokasi usaha
  4. Tersediannya sumber daya alam dan sumber daya manusia
  5. Harga jual teripang relative tinggi
  6. Adanya lahan yang belum dimanfaatkan dan sangat baik bila digunakan untuk usaha budidaya, sehingga bila lahan tersebut diolah dengan baik akan membantu meningkatkan pendapatan keluarga.
  7. Adanya teknologi budidaya teripang yang lebih efektif dan lebih efisien
  8. Adanya dukungan dari pemerintah Usaha budidaya teripang dalam pemasarannya mempunyai jaringan distribusi yang mantap di daerah tertentu.

Beberapa factor yang menjadi hambatan dalam usaha budidaya teripang, diantaranya adalah:

  1. Peralatan pengontrolan kualitas air yang masih kurang
  2. Belum adanya tenaga ahli khususnya di bidang budidaya teripang yang membantu dalam pelaksanaan usaha
  3. Pertumbuhan teripang yang relative cepat, tingginya biaya produksi dalam kegiatan
  4. Pemasaran teripang yang jauh keluar kota, sehingga mempengaruhi kualitas teripang mudah stress diperjalanan dan akhirnya banyak yang mati sehingga kesegaran teripang tidak tahan lama
  5. Rendahnya minat penduduk local dalam mengkonsumsi teripang sehingga pemasaran untuk daerah local masih rendah
  6. Manajemen pengelolaan masih sederhana
  7. Adanya persaingan dengan komoditi perikanan dan pengusaha perikanan lainnya
  8. Kemungkinan berdirinya usaha baru dengan teknologi yang lebih baik.
  9. Dalam jangka waktu panjang belum dapat memenuhi kenaikan permintaan.
  10. Kurang adanya kepercayaan dari penyedia dana baik investor maupun bank terhadap usaha budidaya perikanankarena adanya resiko ketidakpastian yang tinggi, sehingga petani teripang kesulitan dalam memperoleh dana dalam upaya pengembangan usahanya.
  11. Belum mentapnya pola perencanaan dan pembinaan tenaga kerja yang dapat memenuhi perkembangan usaha


Pemilihan Lokasi Budidaya
Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspense feeder). Di wilayah Indo-pasifik, pada daeran terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi,kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinya. Beberapa spesies teripang yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di perairan Indonesia diantaranya: teripang putih (Holothuria scabra), teripang perut hitam (H. atra), teripang pandan (Theenota ananas), teripang perut merah (H. edulis). Teripang merupakan lauk yang lezat dan disukai mesyarakat Cina dan bernilai jual tinggi di pasaran. Teripang diperdagangkan dalam bentuk awetan/kering. 

Belum banyak Negara di dunia yang membudidayakan teripang. Satu jenis teripang yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia ialah teripang pasir (Holothuria scrabs). Budidaya teripang pasir memungkinkan dilakukan oleh masyarakat pantai. Hal ini disebabkan teknik budidayanya cukup sederhana dan investasinya yang diperlukan relative kecil.

Bentuk badan teripang memanjang mirip mentimun. Oleh karena itu, hewan ini biasa disebut mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian punggungnya berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara horizontal. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap.

Teripang pasir dapat tumbuh sampai ukuran 40cm dengan bobot 1,5kg. kematangan gonad hewan air berumah dua (diosis) ini pertama kali terjadi pada ukuran rata-rata 220mm. seekor teripang betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang sangat banyak hingga mencapai sekitar 1,9 juta butir telur. Pemilihan lokasi budidaya, merupakan salah satu syarat yang cukup menentukan untuk mencapai keberhasilan suatu usaha budidaya teripang. Hal ini disebabkan lokasi atau tempat pemeliharaan teripang adalah tempat yang secara langsung mempengaruhi kehidupannya.

Kriteria pemilihan lokasi yang cocok bagi budidaya teripang adalah sebagai berikut:

  1. Tempat terlingung  ---- Bagi budidaya teripang diperlukan tempat yang cukup terlinsung dari guncangan angin dan ombak. 
  2. Kondisi dasar perairan  ---- Dasar perairan hendaknya berpasir, atau pasir berlumpur bercampur dengan pecahan-pecahan karang dan banyak terdapat tanaman air semacam rumput laut atau alang-alang laut.
  3. Salinitas ---- Dengan kemampuan yang terbatas dalam pengaturan esmatik, teripang tidak dapat bertahan terhadapa perubahan drastic atas alinitas (kadar garam). Salinitas yang cocok adalah antara 30-33ppt. 
  4. Kedalaman air  ---- Di alam bebas teripang hidup pada kedalaman yang berbeda-beda menurut besarnya. Teripang muda tersebar di daerah pasang surut, setelah tambah besar pindah ke perairan yang dalam. Lokasi yang cocok bagi budidaya sebaliknya pada kedalaman air laut 0,40 sampai 1,50m pada air surut terendah.
  5. Ketersediaan benih ---- Lokasi budidaya sebaiknya tidak jauh dari tempat hidup benih secara alamiah. Terdapatnya benih alamiah adalah indicator yang baik bagi lokasi budidaya teripang. 
  6. Kondisi lingkungan ---- Perairan sebaiknya harus memenuhi standard kualitas air laut yang baik bagi kehidupan teripang, seperti :


  • pH 6,5 – 8,5 
  • kecerahan air laut 50cm
  • kadar oksigen terlarut 4-8 ppm
  • suhu air laut 20 – 25o Celcius disamping itu, lokasi harus bebas dari pencemaran seperti bahan organic, logam, minyak dan bahan-bahan beracun lainnya.


Metode Budidaya
Metode yang digunakan untuk membudidayakan teripang (ketimun laut) yaitu dengan menggunakan metode penculture. Metode penculture adalah suatu usaha memelihara jenisa hewan laut yang bersifat melata dengan cara memagari suatu areal perairan pantai seluas kemampuan atau seluas yang diinginkan sehingga seolah-olah terisolasi dari wilayah pantai lainnya.
Bahan yang digunakan ialah jarring (super-net) dengan mata jarring sebesar 0,5 – 1 inci atau dapat juga dengan bahan bambu (kisi-kisi). Dengan metode ini maka lokasi / areal yang dipagari tersebut akan terhindar dari hewan-hewan pemangsa (predator) dan sebaliknya hawan laut yang dipelihara tidak dapat keluar dari areal yang telah dipagari tersebut. Di lokasi terpilih dibangun kurung tancap terbuat dari pagar bamboo atau kayu. Kurung tancap tersebut berlapis waring nilon ukuran mata 0,2cm di sebelah dalamnya. Pagar bamboo / papan harus tertanam cukup dalam dan kuat ke dasar perairan sehingga tidak terjadi kebocoran pada kurungan. Luas kurungan 50 m2 atau disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, penebaran benih teripang berukuran 40-60 g sebaiknya kepadatannya 6-8 ekor/m2 atau teripang berukuran lebih besar, yaitu antara 70-100 g dengan padat tebar 4-6 ekor/m2.


Sumber benih teripang
Benih teripang dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu:

1. Melakukan pemungutan dari alam
Dengan memelihara induk-induk teripang pada petak-petak di dalam area penculture.
Teripang yang dijadikan induk ialah yang sudah dewasa atau diperkirakan sudah dapat melakukan reproduksi dengan berkisar antara 20 – 25 cm. sedangkan benih teripang alam yang baikuntuk dibudidayakan dengan metode penculture adalah yang memiliki berat antara 30 sampai 50 gram per ekor atau kira-kira memiliki panjang badan 5 cm sampai 7 cm. pada ukuran tersebut benih teripang diperkirakan sudah lebih tahan melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.

2. Pengangkutan benih/induk
Di dalam hal budidaya teripang cara pengangkutan benih / induk merupakan hal yang penting. Lebih-lebih apabila sumber benih /induk eripang yang akan dibudidayakan letaknya relative jauh, sehingga diperlukan teknik yang baik didalam pengangkutan teripang agar dapat memberikan tingkat kehidupan yang tinggi adalah sebagai berikut:

  • Teripang dimasukkan pada kantong plastic ukuran 2 liter dengan media air dan pasir. Sebelumnya kantong plastic digelembungkan untuk melihat kantong tersebut bocor atau tidak. 
  • Kepadatan untuk masing-masing jenis adalah : utnuk teripang putih dan teripang grido dengan berat antara 100-200 gr adalah 3 ekor untuk setiap kantong, sedangkan untuk teripang jenis olok-olok 4 ekor untuk setiap kantong plastic.


Makanan Teripang 
Factor makanan dalam pemeliharaan (budidaya teripang tidak menjadi masalah sebagaimana halnya hewan-hewan laut lainnya. Teripang dapat memperoleh makanannya dari alam, berupa plankton dan sisa-sisa endapan karang yang berada di laut. Namun demikian untuk lebih mempercepat pertumbuhan teripang dapat diberikan makanan tambahan campuran dedak dan pupuk kandang (kotoran ayam).
Cara pemberian makanan tambahan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Dedak halus dan kotoran ayam dicampur rata
  2. Campuran dimasukkan kedalam kantong plastic
  3. Kemudian direndam dengan air laut sampai campuran menjadi lengket, lalu dibentuk menjadi gumpalan.
  4. Gumpalan tersebut kemudian disebar merata kedalam kurungan.

Cara lain agar pupuk tidak hanyut dapat dilakukan sebagai berikut :

  1. Pupuk dimasukkan ke dalam karung plastic dan ditenggelamkan ditempat pemeliharaan.
  2. Setelah kira-kira 10 hari akan muncul micro organism sebagai makanan teripang.

Pemberian makanan tambahan sebaiknya dilakukan pada sore hari. Hal ini disesuaikan dengan sifat hidup atau kebiasaan hidup dari teripang. Pada waktu siang hari teripang tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan pada malam hari, karena pada waktu siang hari ia akan membenamkan dirinya dibawah dasar pasir/ katang pasir untuk beristirahat dan untuk menghindari / melindungi dirinya dari pemangsa / predator, sedangkan pada waktu malam hari ia akan lebih aktif mencari makanan, baik berupa plankton maupun sisa-sisa endapan karang yang beradadi didasar perairan tempat hidupnya.


Padat penerbangan
  • Teripang  dapat hidup bergerombol ditempat yang terbatas. Oleh karena itu dalam usaha budidayanya dapat diperlukan dengan padat penebaran yang tinggi. Untuk ukuran benih teripang sebesar 20 – 30 gram per ekor  padat penebaran berkisar antara 15 – 20 ekor per meter persegi, sedangkan untuk benih teripang sebesar  40 – 50 gram per ekor padat penebarannya berkisar antara 10 – 15 ekor persegi.

Waktu yang tepat untuk memulai usaha budidaya teripang disuatu lokasi tertentu jalah 2-3 bulan setelah waktu pemijahan teripang di alam (apabila menggunakan benih dari alam). Benih alam yang berumur 2 sampai 3 bulan diperkirakan sudah mencapai berat 20 – 50 gr per ekor.
Panen 
Pemungutan hasil panen dapat dilakukan setelah ukuran teripang berkisar antara 4 sampai 6 ekor per kg (market size). Untuk mendapatkan ukuran ini biasanya teripang dipelihara selama 6 – 7 bulan dengan survival yang dicapai kurang lebih 80% dari total penebaran awal. Panen dilakukan pada pagi hari sewaktu air sedang surut dan sebelum teripang membenamkan diri. Panen dapat dilakukan secara bertahap yaitu dengan memilih teripang yang berukuran besar atau juga dapat dilakukan secara total kemudian dilakukan seleksi menurut golongan ukuran. 

Penanganan dan Pengolahan Teripang

A..Peralatan yang diperlukan

  1. Wadah pencucian  ---Wadah pencucian dapat berupa drum yang trbuat dari alumuniun, plastic ataupun fiberglass dan tidak dianjurkan menggunakan wadah yang terbuat dari bahan yang mudah berkarat. 
  2. Pisau pembelah --- Pisau pembelah harus terbuat dari bahan yang mudah berkarat (sebaiknya stainless steel), kuat dan tajam dengan bagian ujung yang runcing. 
  3. Wadah perebusan --- Wadah perebusan harus terbuat dari alumunium atau stainless steel denganukuran yang disesuaikan kapasitas pengolahan 
  4. Alat pengasapan --- Alat pengasapan dapat berupa alat pengasap terbuka, drum pengasap, lemari pengasapan ataupun rumah pengasapan. Alat pengasapan terbuka tidak dianjurkan mengingat alat ini sulit dalam pengontrolan suhu, dapat terkontaminasi kotoran dari luar dan pemakaian asaptidak efisien (banyak terbuang)
  5. Alat pengeringan --- Pengeringan dapat menggunakan sinar matahari diatas para-para dengan ketinggian 1 meter, atau menggunakan alat pengeringan mekanis (mechanical dryer)

B. Teknik Penanganan dan Pengolahan

  1. Pembuangan isi perut -- Pembuangan isi perut dilakukan dengan cara pembelahan melalui irisan pada bagian perutnya memanjang dengan panjang secukupnya. Pisau yang digunakan harus tajam dan tipis. Isi perut dikeluarkan dan segera dicuci bersih pada bagian dinding perut sampai bebasdari darah dan sisa isi perut. Air yang digunakan dapat berupa air tawar maupun air laut yang bersih. 
  2.  Perebusan -- Perebusan teripang bertujuan untuk membuat tekstur teripang menjadi kenyal, memberikan sedikit rasa asin yang sekaligus dapat berfungsi untuk membunuh dan mencegah tumbuhnya mikroorganisme pembusuk. Perebusan dilakukan dalam air mendidih dengan konsentrasi garam kurang lebih 15% selama 20-30 menit tergantung dari besat dan jumlah teripang sampai semua teripang menjadi kenyal teksturnya. Setelah perebusan selesai dilakukan penirisan sampai tidak ada air yang menetes dan selanjutnya dengan pengasapan.
  3.  Pengasapan -- Pengasapan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi (menurunkan) kadar air, disamping itu pengasapan juga berfungsi memberikan rasa dan bau (flavour) yang spesifik yang umumnya dikehendaki konsumen. Pengasapan dilakukan dengan alai pengasapan  (lemari pengasapan) selama 10-20 jam dengan ketebalan asap sedang dan suhu 60-80o (pengasapan panas). 
  4. Pengeringan -- Tahap akhir pada pengolahan teripang kering adalah proses pengeringan, atau proses penurunan kadar air. Hal ini dilakukan agar air dapat keluar secara sempurna dan tidak hanya pada permukaan tubuh teripang saja, tetapi juga pada bagian daging ditengahnya. Pengeringan teripang dapat dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering mekanis. 
  5. Penggudangan -- Teripang harus disimpan pada suhu ruangan yang tidak terlalu tinggi dengan kelembaban (RH) rendah. Hal ini sangat diperhatikan, karena teripang kering mengandung garam dan juga mengandung “collagen” yang sangat higroskopis, sehingga akan dapat menyerap uap air dari udara. Untuk mencapai kondisi gudang yang memenuhi syarat tempat penyimpanan teripang kering, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:


  • Gudang harus terlindung dari sinar matahari dan tidak bocor bila hujan
  • Gudang harus mempunyai ventilasi cukup untuk mengurangi peningkatan kelembaban (RH)
  • Gudang harus dapat tertutup rapat agar terhindar dari ninatang perusak (rodent atau hewan peliharaan)
  • Teripang harus dikemas secara baik-baik dan diletakkan diatas tak-rak , tidak diletakkan langsung di atas lantai




  Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan beberapa hal, diantaranya adalah:
Kelayakan usaha baik usaha budidaya ikan maupun teripang dilihat dari aspek pasar masih cukup luas dilihat dari peluang pasarnya. Aspeknya teknis usaha budidaya teripang dan usaha budidaya menggunakan metode penculture. Aspek financial sudah layak dalam pelaksanaannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Saran
Saran-saran yang perlu kiranya dapat diberikan adalah sebagai berikut :

  1. Perlu dilakukan penelitian yang sama terhadap budidaya teripang pasir, dan teripang laut dan unggulan lainnya yang ada. 
  2. Para pengelola usaha perlu membuat pembukuan keuangan yang lebih baik agar dapat digunakan sebagai acuan dalam perbaikan usahanya.
  3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang kualitas air, teknik budidaya yang lebih efektif dan efisien, serta teknologi pengolahan teripang sehingga menunjang kemajuan usaha dan dapat meningkatkan jumlah pandapatan.
  4. Perlu adanya penambahan dan penguatan dana / modal bagi kelompok tani dan mengefektifkan dana tersebut untuk pengembangan dan   perbaikan usaha. Budidaya yang disertai dengan pemantauan oleh pihak penyedia dana itu sendiri. 
  5. Dalam pelaksanaan rencana usaha baik pengembangan, perbaikan maupun usaha baru perlu didampingi oleh tenaga ahli budidaya periklanan. 
  6. Perlu adanya perhatian/respon yang lebih serius lagi dari pemerintah khususnya sector periklanan, dengan memberikan pembinaan tidak hanya kepada kelompok tani yang telah mendaftar saha mengingat masih banyaknya kelompok pemula yang belun tertangani. 
  7. Perlu adanya evaluasi setiap akhir tahun terhadap program pemerintah, baik hasil penyuluhab, pembinaan, penguatan modal, apa sudah efektif dan efesien.







CACING TANAH PROSPEK BAGUS


Ringkasan

Pembuatan Budidaya Cacing Tanah dan Kompos cacing ini di latar belakangi oleh banyaknya permintaan dan sedikitnya penawaran terhadap masyarakat, sekaligus memperkenalkan kepada masyarakta bahwa cacing dapat di kembang biakkan dengan cara yang sangat mudah dan dengan biaya yang murah. Budidaya ini akan dilaksanakan di kota kudus, karena belum adanya wirausaha budidaya cacing dan kompos cacing, yang dimana masyarakatnya sangat antusias dengan cacing yang dapat digunakan untuk memancing sedangkan  masyarakat masih menggantungkan cacing dari alam. Bagi dunia usaha di Kudus, munculnya ide kreatif untuk memproduksi “cacing dan kompos cacing” ini akan memberikan diversifikasi usaha yang baru, sehingga akan membuka peluang usaha baru untuk ditekuni dan dikembangkan di masa yang akan datang dan dengan adanya usaha ini akan mengurangi jumlah angka pengangguran yang terjadi dalam kehidupan masyarkat. Cacing juga memiliki manfaat yang luar biasa selain dapat di gunakan untuk umpan memancing, cacing dapat digunakan sebagai ramuan obat, pakan ternak dan juga kosmetik. 



LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sering di gembar gemborkan pemerintah, berbagai bantuan di berikan, kemudahan kredit, pelatihan pemngembangan usaha, dan lain sebagainya, karena pemerintah berharap dapat mengurangi angka pengangguran masyarakat melalui pengusaha kecil menengah. Akan tetapi, sedikit sekali pengusaha yang mendapat ide atau peluang bisnis, kebanyakan dari mereka mengutip ide orang lain, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat kompetitif. Demi kelangsungan hidup usahanya mereka harus memberikan value added untuk menarik perhatian pangsa pasar. 
Sumber daya alam Indonesia sangatlah melimpah, namun masyarakat belum memanfaatkannya dengan maksimal sebagai peluang usaha. Penulis di sini melihat satu peluang usaha yang mungkin bagi orang lain menjijikkan tapi bagi penulis sangatlah menjanjikan untuk masa depan. Cacing merupakan termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrate), termasuk dalam kelas Oligochaeta, family terpenting dari kelas ini Migascilicidae dan Lumbricidae. Pada kenyataannya cacing tanah termasuk dalam hewan yang menemani manusia sepanjang masa. Bagi masyarakat pedesaan hewan ini bukanlah hewan yang asing, dan hewan ini memiliki potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Tak banyak masyarakat yang mendengar tentang budidaya cacing tanah yang ternyata hewan ini dapat di jadikan komoditas yang sangat menguntungkan. 


RUMUSAN MASALAH
Banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui potensi cacing yang dapat digunakan untuk meraup keuntungan. Padahal cacing memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Cacing dapat menghancurkan bahan organik dalam tanah sehingga mengakibatkan tanah menjadi subur, keberadaan cacing tanah juga miningkatkan populasi mikrobia sehingga menguntungkan bagi tanaman. Cacing juga dapat digunakan sebagai pakan ternak, bahan baku pembuatan obat / ramuan, dan bahan pembuatan kosmetik, dan kotoran cacing dapat dijadikan kompos cacing yang dapat membantu pertumbuhan tanaman, oleh karena itu kami memunculkan inovasi baru yaitu “budidaya cacing dan kompos cacing”, dengan maksud menambah nilai manfaat dari cacing tanpa harus menggantungkan populasi cacing dari alam. 



LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang dihasilkan adalah diproduksi dan dipasarkannya cacing dan kompos cacing agar dapat diterima dan digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat bercocok tanam,maupun peternak. Diharapkan dalam jangka panjang dapat dijadikan rujukan untuk memproduksi cacing yang bermutu, memiliki nilai ekonomis tinggi dan dengan harga yang relative murah sehingga bermanfaat bagi masyarakat petani maupun peternak.

KEGUNAAN
Munculnya ide kreatif untuk memproduksi “cacing dan kompos cacing” ini akan memberikan diversifikasi usaha yang baru, sehingga akan membuka peluang usaha baru untuk ditekuni dan dikembangkan di masa yang akan datang.

Cacing 
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan akan subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikrobia yang menguntungkan tanaman. Selain itu cacing tanah juga dapat dimanfaatkan sebagai:

  1. Bahan Pakan Ternak 
  2. Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang, belut, dan kodok.
  3. Bahan Baku Obat dan Bahan Ramuan -- Secara tradisional cacing tanah digunakan sebagai bahan baku atau bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit dan dipercaya dapat meredakan deman, menurunkan tekanan darah, menyembihkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
  4. Bahan Baku Kosmetik-- Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstick dengan bantuan tekhnologi modern. 
  5. Kompos cacing -- Kompos cacing merupakan pupukyang berasal dari kotoran cacing (vermics). Pupuk ini ada karena hasil dari budidaya cacing yang kami laksanakan. Komposcacing dapat menyuburkan tanaman karena kotoran cacing memiliki bentuk dan struktur yang mirip dengan tanah namun ukuran partikel-pertikelnya yang lebih kecil dan lebih kaya akan bahan organic sehingga mimiliki tingkat aerasi yang tinggi dan cocok untuk dijadikan media tanam. Kompos cacing memiliki kandungan nutrisi yang hampis sama dengan bahan organic yang diurainya.


METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini di lakukan dengan cara mempraktekan langsung membudidaya cacing dan membuat kompos cacing denga cara sebagai berikut:

  1. Persiapan program -- Mempersiapkan semua faktor yang mendukung baik cara pemrosesan maupun kegiatan penunjang lainnya sesuai dengan program yang telah kami rancang. 
  2. Pengadaan Sarana -- Pengadaan Sarana dilakukan guna untuk memproduksi dan melancarkan jalannya kegiatan proses pelaksanaan kegiatan.
  3. Pengadaan Media --Media yang telah di pilih perlu dipersiapkan dengan melihat dan mengecek apakah sudah tepat sesuai yang telah diprioritaskan atau belum, guna mendapatkan hasil yang maksimal. 
  4. Koordinasi seluruh bagian -- Koordinasi seluruh bagian dilakukan sebagai dasar dan langkah awal dalam persiapan pelaksanaan program kegiatan. 
  5. Pelaksanaan kegiatan -- Kegiatan ini dilakukan dengan mempraktekkan langsung kegiaran usaha.  
  6. Media -- Merupakan tempat bersarang cacing tanah yang harus dipilih dan diatur sedemikian agar dapat membantu proses produksi dan reproduksinya. Menurut Simanjutak dan Waluyo (1989), bahan-bahan organic yang layak digunakan sebagai media adalah: kotoran ternak, serbuk gergaji kayu, jerami padi, daun-daunan, lumpur tanah, kompos sampah, ampas singkong dan berbagai limbah organic lainnya. Dalam budidaya kami menggunakan media sebagai berikut:


  • Serbuk Serabut Kelapa ---- Serbuk sarabut kelapa bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya. Berdasarkan komposisi buah kelapa terdiri dari serabut 35%, tempurung 25%, daging buah 28% dan air buah 25%. Komponen utama dari serbuk serabut kelapa yaitu lignin dan selulosa. 
  • Ampas Tahu ---- Pada proses pembuatan tahu akan menghasilkan bahan sisa berupa ampas tahu yang sering digunakan campuran pakan ternak, karena masih banyak mengandung protein yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan ternak seperti juga cacing tanah. Komposisi dari ampastahu dapat dilihat pada table 


Kelembabab Media untuk dapat hidup dan tumbuh secara normal cacing tanah memerlukan media dengan pH sedikit. Asam sampai netral yaitu 6-7,2 (Palungkun dan Budiarti, 1990), karena hanya dalam kondisi inilah bakteri yang ada dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja secara optimal. Kelembaban yang diperlukan oleh cacing tanah berkisar antara 15-30% dan kokon akan diproduksi secara optimal pada kelembaban 28-42% (Minich, 1977). Cacing tanah pada prinsipnya memerlukan tempat yang teduh dan lembab, sehingga lokasi yang dipilih harus terhindar dari sinar matahari secara langsung.


Teknik dan Cara Pembuatan Media-Pakan yaitu:
Media serbuk serabut kelapa di timbang sebanyak 10kg ditambahkan air sebanyak 6 liter dan di aduk secara merata dalam media pakan, kemudian ditutup rapat untuk didiamkan selama 5-7 hari.
Pemberian pakan ampas tahu diberikan 3 hari sekali disajikan berupa bubur (kadar air 75%)

Alat dan Bahan
Perlengkapan yang digunakan dalam proses budidaya ini adalah:

  1. kandang berupa jedingan yang di tutup terpal beratap rumbia tiang bamboo
  2. wadah/baskom plastic untuk media pakan tempat cacing dipelihara.

Peralatan terdiri dari :

  1. thermometer
  2. pH meter,
  3. timbangan
  4. sprayer
  5. ember plastic
  6. media serbuk serabut kelapa dan ampas tahu
  7. cacing tanah berumur 3 bulan.  


Cara Budidaya Cacing:
Masukkan beberapa bibit cacing tanah kedalam kolam jedingan yang sudah terdapat medianya (serbuk serabut kelapa, log jamur, cacahan pelepah pisang), kemudian amati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak.. Setiap 3 jam di amati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media, jika dalam waktu 12 jam cacing tidak ada yang berkeliaran atau meninggalkan media berarti media telah cocok. Masukkan bibit cacing denga perbandingan 10:1 yaitu media dengan berat 10kg untuk hidup 1 kg cacing. Dalam proses reproduksi, cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin ganda (jantan dan betina) dalam satu tubuh. Namun untuk pembuahan tidak dapat dilakukannya sendiri.  Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur setelah 7-10 hari. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api.

Proses pemeliharaan, pemberian pakan cacing tanah sekali dalam sehari semalam. Untuk 1 jedingan karena di tanam 1 kg cacing, maka kami memberi pakan dengan berat sama yaitu 1 kg. kami membri pakan berupa ampas tahu dan limbah dapur seperti kulit kentang yang telah kami jadikan bubur. 
Dalam proses pemeliharaan kami juga melakukan pengendalian tergadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama tersebut antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain sebagainnya. Kami juga memelihara media dari gangguan semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak, karena kedua zat ini sangat penting untuk penggemukan cacing tanah. Pemeliharaan dari serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar media pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

Penggantian media dilakukan rata-rata dalam jangka waktu 2 minggu, karena media sudah menjadi tanah/kascing yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing dapat berkembang, maka telur, anak dan induk harus dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru.
Proses penetasan, kokon diletakkan di media baru yang lembab, dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokom rata-rata akan menghasilkan 4 ekor cacing (juvenil). Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan dan dapat di panen.

Masa panen, dalam beternak cacing ada dua hal hasil terpenting(utama) yang diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah tersebut) dan kascing (bekas cacing). Lakukan panen dengan cara menggunakan lampu neon atau bohlam, karena cacing sangat sensitive dari cahaya sehingga mereka akan berkumpul dibagian atas medianya. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada media semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas, dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke media pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.


sekian:)

LIMBAH KULIT SINGKONG JADI MAKANAN RINGAN



                                                                       
  Klasifikasi Singkong                          
Singkong yang di kenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman yang lumayan di gemari oleh masyarakat Indonesia. Tanaman singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang serbaguna, karena hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan, mulai dari umbi hingga daunnya.
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman singkong antara lain:
Daunnya, dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, di antaranya yaituobat rematik , sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri dan bisa meningkatkan stamina.
Batangnya, digunakan untuk mengatasi luka yang bernanah, dan batangnya dapat ditanam kembali
Umbinya, dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok, bahan baku pembuatan bioethanol, bahan baku starch tapioca yang diperlukan untuk percampuran untuk bubur kertas untuk memproduksi berbagai macam kertas, dll.
Kulit singkong, dapat digunakan sebagai pakan ternak, dan makanan ringan.


KANDUNGAN TANAMAN SINGKONG
Kandungan nutrisi dari singkong dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh :
1. Sumber Karbohidrat
Dilansir dari Nutrition and You, singkong memiliki jumlah kalori dua kali lipat dibandingkan kentang. Maka tak salah jika singkong menjadi salah satu makanan pokok sebagai sumber karbohidrat. Dalam 100 gram singkong.  Mengandung 160 kalori, sebagian besar terdiri dari surkosa.
2. Protein Tinggi 
Singkong lebih rendah lemak dibandingkan sereal dan kacang-kacangan. Walaupun begitu, singkong memiliki kandungan protein yang tinggi dibandingkan ubi, kentang dan pisang.
3. Vitamin K
  Singkong kaya akan vitamin K yang memiliki peran dalam membangun masa tulang. Sehingga konsumsi singkong dapat menurunkan risiko osteoporosis. Selain itu, vitamin K akan melindungi dan berperan penting dalam pengobatan pasien Alzheimer dengan membatasi kerusakan saraf di otak.
4. Vitamin B kompleks
  Umbi yang lezat ini merupakan sumber dari vitamin B kompleks dan kelompok vitamin seperti folates, thiamin, piridoksin (vitamin B-6), riboflavin, dan asam pantotenat. Riboflavin berperan dalam pertumbuhan tubuh dan memproduksi sel darah merah untuk mengurangi anemia.
5. Mineral penting
  Singkong merupakan sumber mineral yang penting bag tubuh, antara lain seng, magnesium, tembaga, besi, dan mangan. Selain itu, singkong memiliki jumlah kalium yang cukup sebagai komponen penting pembentukan sel tubuh dan mengatur tekanan darah.
Sebuah penelitian seperti dilansir Affleap menunjukkan manfaat singkong sebagai penurun kadar kolesterol jahat dalam darah. 

6. Sumber Serat
  Tidak hanya itu, singkong juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan menjadi sumber serat yang bagus. Tak heran jika singkong dapat menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, kanker usus besar dan membantu mengendalikan diabetes. Dengan catatan, singkong diolah dengan cara kukus atau rebus.


Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi:

Kalori 121 kal
Air 62,50 gram
Fosfor 40,00 gram
Karbohidrat 34,00 gram
Kalsium 33,00 miligram
Vitamin C 30,00 miligram
Protein 1,20 gram
Besi 0,70 miligram
Lemak 0,30 gram
Vitamin B1 0,01 miligram

Kulit singkong merupakan limbah dari tanaman singkong yang memiliki karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai sumber bagi ternak. Persentase jumlah limbah bagian luar sebesar 0,5-2% dari berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 8-15%. Limbah dari singkong ini mengandung beberapa komposisi 74,73% nutrisi, 17,45% bahan kering, 15,20% serat kasar, 0,63% Ca, 0,22% P .
Dari hasil penelitian menunjukkan, kulit singkong lebih banyak mengandung racun asam biru dibanding daging umbi yakni 3-5 kali lebih besar. Pada jenis singkong yang umbinya ter golong manis, kandungan racun asam biru pada kulitnya lebih rendah (antara 0,014 sampai 0,042 persen). Sedangkan untuk umbi, hanya 0,003 sampai 0,015 persen. Jenis singkong pahit, kadar kandungan racun asam biru jauh lebih besar yakni antara 0,012 sampai 0,056 persen pada kulit dan 0,01 sampai 0,037 persen pada daging umbi. Jadi untuk mudahnya, antara singkong banyak racun dengan yang sedikit racun bisa dibedakan melalui rasanya. Singkong yang rasanya manis, kandungan racun asam birunya rendah sedangkan yang rasanya pahit kandungan racun asam birunya lebih banyak.



Senyawa yang terkandung pada singkong

Singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun yaitu linamarin dan lotaustralin. Keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin terdapat pada semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan daun. Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis. Jika singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi, maka racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dinamakan hidrogen sianida, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Singkong manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per kilogram, sedangkan yang pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg per kilogram. Meskipun sejumlah kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh, jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari. Gejala keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian. Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya dikupas, dipotong-potong, direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari, dicuci , lalu dimasak sempurna, baik itu dibakar atau direbus. Singkong tipe manis hanya memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik. Singkong yang umum dijual di pasaran adalah singkong tipe manis.

MAKANAN RINGAN KERIPIK KULIT SINGKONG

Setelah mengetahui beragam khasiat tanaman singkong dan pemanfaatannya tidak ada salahnya jika kita mencoba tanaman serbaguna ini untuk dijadikan cemilan/makanan ringan bagi keluarga dengan membuat sendiri produk ini, baik untuk dikonsumsi maupun sebagai peluang bisnis usaha. Salah satunya adalah mengolah menjadi keripik.
Keripik adalah produk makanan ringan yang renyah berupa irisan tipis dari umbi-umbian, buah-buahan, atau sayuran yang di goreng di dalam minyak nabati. Untuk menghasilkan rasayang gurih dan renyah biasanya di campur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu.
Keripik kulit singkong merupakan olahan makanan berbahan baku kulit singkong yang diolah sedemikian rupa sehingga di dapatkan makanan yang lezat dan bergizi dengan variasi rasa. 

BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN KERIPIK KULIT SINGKONG
Bahan yang digunakan dalam pembuatan keripik kulit singkong, antara lain :

  1. Kulit singkong
  2. Air
  3. Minyak goreng
  4. Garam
  5. Bumbu penyedapa rasa

Peralatan yang digunakan untuk membuat keripik kulit singkong, antara lain:

  1. Pisau
  2. Baskom
  3. Tampah
  4. Wajan
  5. Serok 




PENGOLAHAN KERIPIK KULIT SINGKONG
Pengolahan kripik limbah kulit singkong adalah dengan menggunakan metode sederhana.Hal ini bertujuan agar pengolahan  limbah kulit singkong dapat dengan mudah ditiru oleh masyarakat. Berikut adalah proses pengolahan kripik limbah kulit singkong :

  1. Pengupasan --  Langkah awal pembuatan kripik ini adalah dengan mengupas kulit singkong dengan pisau. 
  2. Pengumpulan -- Setelah singkong dikupas, limbah kulit singkongnya dikumpulkan. 
  3. Pemisahan kulit singkong bagian dalam dan bagian luar -- Kulit singkong terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Untuk bahan baku pembuatan keripik kulit singkong yaitu kulit singkong bagian dalam yang berwarna putih. Sehingga setelah kulit singkong dikumpulkan lalu kulit singkong bagian dalam dan bagian luar dipisahkan menggunakan pisau.
  4. Pencucian -- Kulit singkong yang berwarna putih dimasukkan ke dalam baskom. Kemudian kulit singkong dicuci menggunakan air sampai bersih
  5. Perebusan -- Air bersih dimasukkan ke dalam panci. Setelah air mendidih, kulit singkong yang telah dicuci direbus sampai berwarna agak cokelat.
  6. Perendaman -- Kulit singkong yang telah direbus kemudian dicuci kembali dan direndam selama 3 hari di dalam baskom, dengan air rendaman diganti setiap hari. 
  7. Pemberian cita rasa -- Bawang putih dan garam dihaluskan menggunakan cobek dan ulekan dan diberi sedikit air setelah bumbu halus. Kulit singkong yang telah direndam dimasukkan ke dalam baskom kemudian bumbu yang telah diberi air dituangkan ke dalam baskom tersebut. Biarkan sampai 3 jam, agar bumbu meresap ke dalam kulit singkong.
  8. Penjemuran -- Kulit singkong yang telah direndam selama 3 hari kemudian ditiriskan di atas tampah. Kemudian kulit singkong dijemur di bawah sinar matahari selama 3 hari.
  9.  Penggorengan -- Minyak goreng dituangkan ke dalam wajan kemudian dipanaskan menggunakan kompor. Setelah minyak panas, kulit singkong yang telah dijemur sampai kering digoreng. Menggoreng keripik kulit singkong sampai masak dan tidak gosong. 
  10. Pengemasan -- Pengemasan produk dkemas dengan plastic tebal khusus makanan ringan.


KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Keunggulan Kripik Kulit Singkong
1.Proses Pembuatannya mudah
2.Bahan pembuatan keripik kulit singkong mudah didapat
3.Tidak menggunakan bahan pengawet,penyedap rasa,dan bahan pewarna buatan
4.Menggunakan alat-alat yang sederhana
5.Mengandung karbohidrat yang tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh

Kelemahan 
1.Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kripik kulit singkong lama
2.Kalau tidak pandai memberi garam rasanya akan kurang asin/terlalu asin







SEKILAS TENTANG PELAYANAN PUBLIK - Lijan Poltak Sinambela


Pentingnya Layanan menurut Hermawan Kartajaya (2009 : 2), yaitu layanan merupakan salah satu proses penting dalam meningkatkan value perusahaan bagi pelanggan sehingga banyak perusahaan menjadikan budaya layanan standar sikap orang di dalam perusahaan. Budaya layanan yang dilakukan secara singkat terintegrasi akan menciptakan nilai-nilai layanan, yang akan mempengaruhi tingkat pengulangan pelanggan dalam membeli produk. 
Pelanggan yang selalu mengingat hal-hal positif mengenai layanan perusahaan, cenderung akan memberikan referal dan menghasilkan word of mouth positif mengenai perusahaan kepada pelanggan lain. Secara tidak langsung hal ini akan mendorong pelanggan untuk turut menggunakan produk perusahaan. 
Layanan dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan. Pada umumnya pemimpin perusahaan secara fundamental mempercayai bahwa kualitas yang tinggi akan memberikan pendapatan yang tinggi. Tetapi banyak pemimpin tersebut yang belum mempercayai bahwa investasi untuk mengembangkan layanan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. 
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan Pelayanan Publik yang meliputi Pengertian Pelayanan Publik, Kualitas Pelayanan Publik, Kebijakan Pelayanan Publik. 


Pengertian Pelayanan Publik 
Menurut Budiman Rusli dalam bukunya Lijan Poltak Sinambela dkk       ( 2008 : 3 ) berpendapat bahwa selama hidupnya, manusia selalu membutuhkan pelayanan. Pelayanan menurutnya sesuai dengan life cycle theory of leadership (LCTL) bahwa pada awal kehidupan manusia (bayi) pelayanan secara fisik sangat tinggi, tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan yang dibutuhkan akan semakin menurun. 
Sedangkan menurut Sampara Lukman dalam bukunya Litjan Poltak Sinambela dkk (2008 : 5) berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. 
Selanjutnya menurut Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian, pelayanan publik merupakan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara Negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya Negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, dll.

Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilah. Setiap pelayanan menghasilkan (produk), baik berupa barang atau jasa. Hasil pelayanan berupa jasa tidak dapat diinventarisasi, tidak dpat ditumpuk atau digudangkan, malainkan hasil tersebut diserahkan secara langsung kepada pelanggan atau konsumen. Oleh karena itu, pengertian pelayanan umum menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara  (Men-PAN) No.81 Tahun 1993 adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam berntuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dari pengertian tentang pelayanan umum tersebut, terkait beberapa istilah dalam administrasi Negara, seperti instansi pemerintah, tatalaksana, tatakerja, prosedur kerja, sistem kerja, wewenang, dan seterusnya yang diuraikan di bawah ini:
1. Instansi Pemerintah
yang dimaksud dengan instansi pemerintah di sini adalah sebutan kolektif yang meliputi satuan kerja atau satuan Organisasi suatu departemen, lembaga pemerintah bukan departemen, instansi pemerintah lainnya, baik instansi pemerintah di tingkat Daerah, termasuk BUMN dan BUMD. 

2. Tatalaksana 
Yang dimaksud dengan tatalaksana adalah segala aturan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah yang menyangkut tatacara, prosedur, dan system kerja dalam melaksanakan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah dan pembangunan di bidang pelayanan umum.

3. Tatakerja
Tatakerja di sini dimaksudkan sebagai cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin mengenai suatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga, waktu, ruang, dan biaya yang tersedia. 

4. Prosedur Kerja
Prosedur kerja ialah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya urutah tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu bidang tugas.

5. System kerja
System kerja diartikan dengan rangkaian tatakerja dan prosedur kerja yang membentuk suatu kebulatan pola kerja tertentu dalam rangka mencapai hasil kerja yang diharapkan.

6. Wewenang
Wewenang diartikan sebagai hak aparatur penyelenggara pelayanan umum untuk mengambil tindakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
Kualitas Pelayanan Publik


Menurut Lijan Poltak Sinambela dkk (2008 : 6) Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari:
a. Transparansi 
yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang                   membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 
b. Akuntabilitas,
yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan                     perundang-undangan. 
c. Kondisional,
yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan     dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas. Menurut T. Hani Handoko (2008 :        7), Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, sedangkan          Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat            untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 
d. Partisipatif,
yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta manyarakat dalam penyelenggaraan                   pelayanan public dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. 
e. Kesamaan hak,
yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku,         ras, agama, golongan, status social, dan lain-lain. 
f. Keseimbangan hak dan kewajiban,
yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadialan antara pemberi dan penerima                   pelayanan publik. 

Menurut Lijan Poltak Sinambela dkk (2008:6) Kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas sering menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti:
Kinerja (performance)
Keandalan (reliability)
Mudah dalam penggunaan (ease of use)
Estetika (esthetics), dan sebagainnya
Adapun dalam definisi stategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers)

Menurut Fitzsimmons dalam Budiman yang dalam Lijan Poltak Sinambela dkk (  2008 : 7 ) berpendapat terdapat lima indicator  pelayanan public, yaitu:
Reliability yang ditandai pemberian pelayanan yang tepat dan benar.
Tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
Responsiveness yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen dengan cepat.
Assurance yang ditandai dengan perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikan pelayanan.
Empati yang ditandai tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.

Menurut Dr.Hardiansyah, M.Si (2011 : 73) mengidentifikasikan faktor-faktor, dimensi atau variable yang mempengaruhi kualitas pelayanan public yaitu:
  1. Motivasi kerja aparat memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan public
  2. Pengawasan masyarakat yang meliputi komunikasi dan nilai masyarakat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan public
  3. Perilaku birokrasi sebagai variable bebas berpengaruh terhadap kualitas layanan
  4. Implementasi kebijakan pelayanan terpadu berpengaruh terhadap kualitas pelayanan sipil
  5. Perilaku birokrasi secara signifikan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan public
  6. Kinerja birokrasi berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik
  7. Control social berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas pelayanan civil
  8. Implementasi kebijakan tata ruang mempunyai hubungan korelasi yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
  9. Terdapat pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai
  10. Perilaku aparat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas layanan public
  11. Motivasi kerja aparat yang meliputi dimensi kebutuhan, pengharapan, insentif dan keadilan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan public
  12. Kemampuan aparatur memberikan pengaruh lebih besar dari pada perilaku aparatur terhadap kualitas pelayanan
  13. Pengalaman memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan
  14. Tanggung jawab memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelayanan
  15. Komunikasi, disposisi dan struktur birokrasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelyanan
  16. Kemampuan aparatur, budaya organisasi dan kebijakan yang mendukung menjadi variable utama yang mempengaruhi kinerja pelayanan public sedangkan variable motivasi menjadi factor proaktif dan dinamisator bagi peningkatan kinerja pelayanan public
  17. Iklim komunikasi organisasi dan aliran informasi berpengaruh positif terhadap pelaksanaan pelayanan public dan pelaksanaan pelayanan public berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat
  18. Restrukturisasi organsiasi badan usaha milik daerah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelayanan
  19. Perencanaan fasilitas baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
  20. Perubahan radikal, restrukturisasi, pemanfaatan teknologi informasi dan efesiensi pelayanan mempunyai pengaruh yang cukup signifikasn terhadap peningkatan kualitas pelayanan
  21. Pemberdayaan aparatur birokrasi berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan
  22. Besarnya pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pelayanan secara signifikan ditentukan oleh dimensi pemimpin, pengikut dan situasi.

Kebijakan Pelayanan Publik
Secara sederhana kebijakan publik adalah segala sesuatu yang diputuskan oleh pemerintah untuk dikerjakan maupun tidak dikerjakan. Menurut Lijan Poltak Sinambela dkk (2008 ; 15) dalam pelayanan publik, efektivitas dan efisiensi saja tidak dapat dijadikan patokan. Diperlukan ukuran lain yaitu justice (keadilan), karena tanpa ukuran ini ketimpaan pelayanan tidak dapat dihindari. Pentingnya ukuran ini juga memperhatikan bahwa birokrasi  publik cenderung menetapkan target dan dalam pencapaian target, mereka cenderung menghindari kelompok miskin, rentan dan terpencil. Sementara itu telah umum diketahui bahwa antara efisiensi dan efektivitas merupakan the big trade off. Ketika pemerintah memacu efisiensi, pelayanan public untuk lapisan bawah, miskin dan terpencil yang biasanya berupa subsidi, pengobatan gratis atau murah. Pelayanan jenis ini hanya mungkin diproduksi jika pemerintah memiliki sumber daya yang cukup besar. Namun demikian, efektivitas pelayanan juga dapat dilakukan dengan memilah-milah kelompok sasaran guna diberlakukan jenis kebijakan yang berbeda. 

Standar Pelayanan
Menurut Boediono ( 2003 : 78) standar atau ukuran khusus adalah untuk mengetahui mutu pelayanan. Oleh karena itu, sementara orang ada yang menyebutnya dengan mutu pelayanan. Sasaran ukurannya adalah untuk mengetahui apakah pelayanannya sudah prima atau belum prima. Standar pelayanan merupakan jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dan bagi penerima pelayanan dalam proses pengajuan permohonannya.
Standar pelayanan bagi birokrasi pada umumnya ditentukan dalam Undang-Undang atau perundang-undangan lainnya. Dalam hal tidak ditentukan dalam perundang-undangan, bisa dilakukan mengumpulkan pendapat dari para ahli untuk dianalisis menghasilkan standar pelayanan. Dalam menentukan standar pelayanan,lebih baik melalui penelitian termasuk penelitian lapangan, atau mendengarkan pendapat pelanggan.


Prosedur dan Standard Operating Procedures (SOP)
Menyusun pedoman prosedur-prosedur operasional standar (SOP) yang efektif, pada dasarnya menunjukkan bahwa organisasi mempunyai kemauan memperbaiki langkah-langkah kegiatan serta pengambilan keputusan dan memutakhirkannya dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan perubahan yang dialami organisasi baik yang berasal dari inisiatif intern maupun tekanan ekstern dari lingkungan. 
Pedoman atau manual SOP merupakan salah satu modal paling penting bagi organisasi untuk mengendalikan seluruh keputusan dan kegiatan yang dilakukannya dalam koridor yang sistematis dan efektif. Buku pedoman penyusunan SOP dibuat untuk memenuhi kebutuhan organisasi tentang penyususan prosedur operasional standar yang benar. Banyak organisasi yang mengabaikan ini karena dipandang tidak terlalu penting. Tetapi, sejarah bisnis telah membuktikan bahwa ornagisasi yang mampu bertahan dan terus berkembang adalah yang memiliki pedoman yang jelas dan dipahami secara jelas dan standar oleh anggotanya. 
Pengertian Prosedur
Sistem dan prosedur merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan karena satu sama lain saling melengkapi. Sistem merupakan kerangka mekanismenya organisasi, sedangkan  prosedur adalah rincian dinamikanya mekanisme system. Jadi tanpa system prosedur tidak ada landasan berpijak untuk “berkiprah”, dan tanpa prosedur suatu mekanisme system tidak akan berjalan. 
Menurut H.A.S. Moenir (2006 : 105) prosedur dapat diterjemahkan sebagai tata cara yang berlaku dalam organisasi. Misalnya seorang memperoleh ijazah suatu perguruan tinggi, dilihat dari ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang itu pantas memiliki ijazah itu, demikian juga kertas ijazah beserta tanda tangan yang ada semuanya asli, akan tetapi cara memperoleh ijazah tersebut tidak melalui prosedur perkuliahan dan ujian-ujian yang ditentukan sehingga ijazah yang diperoleh tidak sah. Jadi yang dimaksud “palsu” pada kasus ini adalah perolehannya.
Pengertian prosedur lebih lanjut dijelaskan oleh James A.F Stoner dalam bukunya H.A.S. moenir, sebagai berikut:
“A procedure providers a detailed set of instructions for performing a sequence of actions that occurs often or regulary.”
Prosedur bersifat mengatur perbuatan baik ke dalam(intern) maupun ke luar (ekstern), maka ia harus diketahui dan dipahami oleh orang yang berkepentingan, baik pegawai/pekerja maupun pihak-pihak di luar organisasi.
Dalam prosedur biasanya dicantumkan batas waktu untuk setiap langkah, sehingga prosedur itua akan berjalan sesuai dengan batasa waktu yang telah ditetapkan. Apabila suatu prosedur telah dibuat lalu diterapkan dan ternyata hasilnya baik memenuhi maksud, maka ia dibakukan menjadi prosedur tatap atau istilah dalam manajemen “standard operating procedures” (SOP).

Pengertian Standard Operating Procedures (SOP)
Standard operating procedures (SOP) menurut Rudi M.Tambunan (2008 : 79) pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standard yang ada di dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi yang adalah anggota-anggota berjalan secara efektif dan efisien, konsisten, standard dan sistematis.
Efektif (dan efisien), kata efektif menurut makna harfiahnya adalah sesuai, atau dalam dalam kalimat yang banyak digunakan dalam manajemen dinyatakan sebagai :”do the right thing” (melakukan sesuatu yang tepat). Dengan pencapaian efektifitas dan efisiensi SOP, organisasi dapat  membuat keputusan-keputusan dan tindakan yang lebih tepat dan cermat, dengan kemungkinan kesalahan yang jauh lebih kecil.
Konsisten, SOP harus diterapkan secara standar dan sama untuk semua prosedur yang sama untuk semua bagian organisasi yang harus menerapkan prosedur tersebut. SOP harus diterapkan secara konsisten, baik untuk hal yang sama untuk tempat yang sama,maupun untuk hal yang sama untuk tempat yang berbeda. Untuk menjamin konsistensi, maka control internharus diterapkan, baik secara umum maupun rinci per aktivitas dalam suatu prosedur operasional standar. 
Standar, makna kata standar dalam SOP sangat erat kaitannya dengan konsistensi. Dalam penjelasan konsistensi dapat ditangkap bahwayang menjadi sorotan adalah pelaksanaan suatu prosedur atau dapat dikatakan lebih menyoroti pelaksanaannya, sedangkan standar lebih melihat ke prosedur itu sendiri. 
Sistematis, sebuah SOP sebagai suatu pedoman atau panduan, harus berjalan dengan sistematika yang jelas, tertur dan dapar diprediksi, dan dilandasi dengan ukuran-ukuran keberhasialn, kegagalan dan resiko yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Sistematis dapat diartikan tersusun secara rapi dan teratur, dimana ini merupakan syarat mutlak dari sebuah pedoman efektif yang akan digunakan oleh sebiah organisasi.

Peran dan Manfaat Standard Operating Procedures (SOP) bagi Perusahaan atau Organisasi
Peran dan Manfaat Standard Operating Procedures (SOP)  sebagai pedoman di dalam organisasi adalah : 
  1. Menjadi pedoman kebijakan yang menjadi dasar dari semua kegiatan-kegiatan organisasi, operasional dan administratif (pedoman kebijakan). 
  2. Menjadi pedoman validasi langkah-langkah kegiatan organisasi baik operasional maupun administratif (pedoman kegiatan).
  3. Menjadi pedoman validasi langkah-langkah kegiatan dalam organisasi (pedoman birokrasi).
  4. Menjadi pedoman penggunaan formulir, dokumen, blanko, dan laporan-laporan yang terkait dengan kegiatan-kegiatan dalam organisasi (pedoman administrasi).
  5. Menjadi pedoman penilaian efektifitas kegiatan organisasi (pedoman evaluasi kinerja).
  6. Menjadi pedoman pengintegrasian kegiatan-kegiatan dalam organisasi yaitu dalam konteks mencapai tujuan organisasi (pedoman integrasi). 


Unsur- unsur Standard Operating Procedures (SOP)
Unsure-unsur SOP bermanfaat untuk menjadi rujukan penyusunan, dan berguna sebagai control pelaksanaan penyusunan SOP, yaitu untuk melihat apakah SOP yang disusun talah lengkap atau tidak. Akan tetapi, unsur-unsur tersebut tidak selalu harus dipenuhi, karena format penyusunan adalah hal yang sama sekali berbeda dengan rujuakan dan control penyusunan. Adapun unsur-unsur SOP yaitu :
  1. Tujuan, cara terbaik untuk mengharapkan yang terbaik adalah dengan menetapkan tujua-tujuan terlebih dahulu. 
  2. Kebijakan, dalam penyertaan tujuan, kebijakan selalu diikutsertakan sebagai pedoman dan rujukan yang harus ditaati dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan.
  3. Petunjuk Operasional, hal ini berguna untuk mengarahkan pengguna dalam memahami berbagai bentuk tampilan dan symbol-simbol yang digunakan dalam prosedur yang bersangkutan.
  4. Pihak terlibat, pihak atau unit atau fungsi-fungsi yang terlibat dalam prosedur yang bersangkutan.
  5. Formulir, bentuk standar dari dokumen-dokumen kosong atau dokumen, yang digunakan dalam menjalankan prosedur tertentu dalam SOP sebagai media yang menghubungkan keputusan dan pelaksanaan kegiatan di antara pihak-pihak terlibat.
  6. Masukan, penjelasan tentang masukan sangat terkait dengan penjelasan tettang proses, sangat baik apabila SOP juga dilengkapi dengan pemahaman tentang masukan dan proses yang terdapat dalam SOP maupun masing-masing prosedur.
  7. Proses, tahapan lanjutan setelah tahapan masukan dalam suatu system.
  8. Laporan, di dalam konsep laporan merupakan keluaran dari sebuah system. Laporan merupakan hasil pengolahan atau pemrosesan yang memiliki makna tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengambilan keputusan di dalam organisasi.
  9. Validasi, merupakan bagian penting dari suatu pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi.
  10. Kontrol, sebuah organisasi harus melengkapi prosedurnya   dengan control memadai seperti mekanisme counter-check danaudit berkala.


Manfaat Teknis Standard Operating Procedures
Manfaat-manfaat teknis SOP sangat penting untuk dipahami oleh organisasi, karena berguna untuk:
  1. Acuan pemahaman kebutuhan organisasi
  2. Acuan pembuatan rancangan system
  3. Acuan pendefinisian kebutuhan organisasi
  4. Acuan penyusunan SOP yang efektif
  5. Acuan penerapan SOP dengan efektif dan
  6. Acuan control dan perbaikan SOP

Secara rinci manfaat-manfaat yang diperoleh oleh organisasi dengan menyusun dan menerapkan SOP adalah:
  1. Menjamin adanya standarisasi kebijakan
  2. Menajamin adanya standarisasi pelaksanaan setiap prosedur operasional standar
  3. Menjamin adanya standarisasi penggunaan dan distribusi formulir, blankodan dokumen dala prosedur
  4. Menajmin adanya standarisasi system administrasi (termasuk kegiatan  penyimpanan arsip dan system dokumentasi)
  5. Menjamin adanya standarisasi validasi
  6. Menajmin adanya standarisasi pelaporan
  7. Menjamin adanya standarisasi control
  8. Menjamin adanya standarisasi pelaksanaan evaluasi dan penilaian kegiatan organisasi
  9. Menjamin adanya standarisasi pelayanan dan tanggapan kepada pihak luar organisasi
  10. Menjamin adanya standarisasi keterpaduan dan ketertarikan di antara satu prosedur dengan prosedur operasional lainnya dalam konteks dan kerangka tujuan organisasi
  11. Memastikan adanya acuan formal bagi anggota organisasi untuk menjalankan kewajiban di dalam prosedur operasional standar. 
  12. Memastikan adanya acuan formal untuk setiap perbaikan dan pengembangan prosedur-prosedur operasional standar di masa yang akan datang.

Manfaat lain Standard Operating Procedures (SOP) menurut Nina Rahmayanty (2010 : 146 ) yaitu:
  1. Memberikan jaminan kepada masyarakat akan kualitas pelayanan yang dipertanggungjawabkan 
  2. Memberikan focus elayanan kepada pelanggan / masyarakat
  3. Menjdi alat komunikasi antara pelanggan dengan penyedia pelayanan dalam upaya meningkatkan pelayanan
  4. Menjadi alat untuk mengukur kinerja pelayanan serta menjadi alat monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan
  5. Untuk standarisasi sehingga mengurangi kesalahan dan kelalaian 
  6. Membantu staf lebih mandiri
  7. Meningkatkan akuntabilitas
  8. Menciptakan ukuran standard kinerja
  9. Memperjelas persyaratan dan target pekerjaan
  10. Bagi pimpinan menyediakan mekanisme informasi dalam perumusan strategi






Daftar Pustaka

Boediono, M.Si, Drs, 2013, Pelayanan Prima Perpajakan, PT Rineka, Jakarta.

Handoko, Hani, Dr.T. M.B.A, 2008, Manajemen, EdisiKedua, Unit Percetakan danPenerbitan BPFE, Yogyakarta.

Hardiansyah, M.Si, Dr, 2011, Kualitas Pelayanan Publik, Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya, Gava Media, Yogyakarta.

Kartajaya, Hermawan, 2009, Service Operation, Essensi dari Erlangga Group, Jakarta.

Moenir, H.A.S, Drs, 2006, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, PT Bumi Aksara, Jakarta.

M. Tambunan, Rudi, 2008, Pedoman Penyusunan Standard Operating Procedures (SOP), Maiestas Publishing, Jakarta.

Rahmayanty, Nina, 2010, Manajemen Pelayanan Prima, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sinambela, Dr. Lijan Poltak, dkk, 2006, Reformasi Pelayan Publik Teori, Kebijakan & Implementasi, PT bumi Aksara, Jakarta. 

Tjiptono, Fandy, 1993, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta.