Ringkasan
Pembuatan Budidaya Cacing Tanah dan Kompos cacing ini di latar belakangi oleh banyaknya permintaan dan sedikitnya penawaran terhadap masyarakat, sekaligus memperkenalkan kepada masyarakta bahwa cacing dapat di kembang biakkan dengan cara yang sangat mudah dan dengan biaya yang murah. Budidaya ini akan dilaksanakan di kota kudus, karena belum adanya wirausaha budidaya cacing dan kompos cacing, yang dimana masyarakatnya sangat antusias dengan cacing yang dapat digunakan untuk memancing sedangkan masyarakat masih menggantungkan cacing dari alam. Bagi dunia usaha di Kudus, munculnya ide kreatif untuk memproduksi “cacing dan kompos cacing” ini akan memberikan diversifikasi usaha yang baru, sehingga akan membuka peluang usaha baru untuk ditekuni dan dikembangkan di masa yang akan datang dan dengan adanya usaha ini akan mengurangi jumlah angka pengangguran yang terjadi dalam kehidupan masyarkat. Cacing juga memiliki manfaat yang luar biasa selain dapat di gunakan untuk umpan memancing, cacing dapat digunakan sebagai ramuan obat, pakan ternak dan juga kosmetik.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sering di gembar gemborkan pemerintah, berbagai bantuan di berikan, kemudahan kredit, pelatihan pemngembangan usaha, dan lain sebagainya, karena pemerintah berharap dapat mengurangi angka pengangguran masyarakat melalui pengusaha kecil menengah. Akan tetapi, sedikit sekali pengusaha yang mendapat ide atau peluang bisnis, kebanyakan dari mereka mengutip ide orang lain, sehingga menimbulkan persaingan yang sangat kompetitif. Demi kelangsungan hidup usahanya mereka harus memberikan value added untuk menarik perhatian pangsa pasar.
Sumber daya alam Indonesia sangatlah melimpah, namun masyarakat belum memanfaatkannya dengan maksimal sebagai peluang usaha. Penulis di sini melihat satu peluang usaha yang mungkin bagi orang lain menjijikkan tapi bagi penulis sangatlah menjanjikan untuk masa depan. Cacing merupakan termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrate), termasuk dalam kelas Oligochaeta, family terpenting dari kelas ini Migascilicidae dan Lumbricidae. Pada kenyataannya cacing tanah termasuk dalam hewan yang menemani manusia sepanjang masa. Bagi masyarakat pedesaan hewan ini bukanlah hewan yang asing, dan hewan ini memiliki potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Tak banyak masyarakat yang mendengar tentang budidaya cacing tanah yang ternyata hewan ini dapat di jadikan komoditas yang sangat menguntungkan.
RUMUSAN MASALAH
Banyak sekali masyarakat yang tidak mengetahui potensi cacing yang dapat digunakan untuk meraup keuntungan. Padahal cacing memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Cacing dapat menghancurkan bahan organik dalam tanah sehingga mengakibatkan tanah menjadi subur, keberadaan cacing tanah juga miningkatkan populasi mikrobia sehingga menguntungkan bagi tanaman. Cacing juga dapat digunakan sebagai pakan ternak, bahan baku pembuatan obat / ramuan, dan bahan pembuatan kosmetik, dan kotoran cacing dapat dijadikan kompos cacing yang dapat membantu pertumbuhan tanaman, oleh karena itu kami memunculkan inovasi baru yaitu “budidaya cacing dan kompos cacing”, dengan maksud menambah nilai manfaat dari cacing tanpa harus menggantungkan populasi cacing dari alam.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang dihasilkan adalah diproduksi dan dipasarkannya cacing dan kompos cacing agar dapat diterima dan digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat bercocok tanam,maupun peternak. Diharapkan dalam jangka panjang dapat dijadikan rujukan untuk memproduksi cacing yang bermutu, memiliki nilai ekonomis tinggi dan dengan harga yang relative murah sehingga bermanfaat bagi masyarakat petani maupun peternak.
KEGUNAAN
Munculnya ide kreatif untuk memproduksi “cacing dan kompos cacing” ini akan memberikan diversifikasi usaha yang baru, sehingga akan membuka peluang usaha baru untuk ditekuni dan dikembangkan di masa yang akan datang.
Cacing
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan akan subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikrobia yang menguntungkan tanaman. Selain itu cacing tanah juga dapat dimanfaatkan sebagai:
- Bahan Pakan Ternak
- Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang, belut, dan kodok.
- Bahan Baku Obat dan Bahan Ramuan -- Secara tradisional cacing tanah digunakan sebagai bahan baku atau bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit dan dipercaya dapat meredakan deman, menurunkan tekanan darah, menyembihkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
- Bahan Baku Kosmetik-- Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstick dengan bantuan tekhnologi modern.
- Kompos cacing -- Kompos cacing merupakan pupukyang berasal dari kotoran cacing (vermics). Pupuk ini ada karena hasil dari budidaya cacing yang kami laksanakan. Komposcacing dapat menyuburkan tanaman karena kotoran cacing memiliki bentuk dan struktur yang mirip dengan tanah namun ukuran partikel-pertikelnya yang lebih kecil dan lebih kaya akan bahan organic sehingga mimiliki tingkat aerasi yang tinggi dan cocok untuk dijadikan media tanam. Kompos cacing memiliki kandungan nutrisi yang hampis sama dengan bahan organic yang diurainya.
METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ini di lakukan dengan cara mempraktekan langsung membudidaya cacing dan membuat kompos cacing denga cara sebagai berikut:
- Persiapan program -- Mempersiapkan semua faktor yang mendukung baik cara pemrosesan maupun kegiatan penunjang lainnya sesuai dengan program yang telah kami rancang.
- Pengadaan Sarana -- Pengadaan Sarana dilakukan guna untuk memproduksi dan melancarkan jalannya kegiatan proses pelaksanaan kegiatan.
- Pengadaan Media --Media yang telah di pilih perlu dipersiapkan dengan melihat dan mengecek apakah sudah tepat sesuai yang telah diprioritaskan atau belum, guna mendapatkan hasil yang maksimal.
- Koordinasi seluruh bagian -- Koordinasi seluruh bagian dilakukan sebagai dasar dan langkah awal dalam persiapan pelaksanaan program kegiatan.
- Pelaksanaan kegiatan -- Kegiatan ini dilakukan dengan mempraktekkan langsung kegiaran usaha.
- Media -- Merupakan tempat bersarang cacing tanah yang harus dipilih dan diatur sedemikian agar dapat membantu proses produksi dan reproduksinya. Menurut Simanjutak dan Waluyo (1989), bahan-bahan organic yang layak digunakan sebagai media adalah: kotoran ternak, serbuk gergaji kayu, jerami padi, daun-daunan, lumpur tanah, kompos sampah, ampas singkong dan berbagai limbah organic lainnya. Dalam budidaya kami menggunakan media sebagai berikut:
- Serbuk Serabut Kelapa ---- Serbuk sarabut kelapa bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya. Berdasarkan komposisi buah kelapa terdiri dari serabut 35%, tempurung 25%, daging buah 28% dan air buah 25%. Komponen utama dari serbuk serabut kelapa yaitu lignin dan selulosa.
- Ampas Tahu ---- Pada proses pembuatan tahu akan menghasilkan bahan sisa berupa ampas tahu yang sering digunakan campuran pakan ternak, karena masih banyak mengandung protein yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan ternak seperti juga cacing tanah. Komposisi dari ampastahu dapat dilihat pada table
Kelembabab Media untuk dapat hidup dan tumbuh secara normal cacing tanah memerlukan media dengan pH sedikit. Asam sampai netral yaitu 6-7,2 (Palungkun dan Budiarti, 1990), karena hanya dalam kondisi inilah bakteri yang ada dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja secara optimal. Kelembaban yang diperlukan oleh cacing tanah berkisar antara 15-30% dan kokon akan diproduksi secara optimal pada kelembaban 28-42% (Minich, 1977). Cacing tanah pada prinsipnya memerlukan tempat yang teduh dan lembab, sehingga lokasi yang dipilih harus terhindar dari sinar matahari secara langsung.
Media serbuk serabut kelapa di timbang sebanyak 10kg ditambahkan air sebanyak 6 liter dan di aduk secara merata dalam media pakan, kemudian ditutup rapat untuk didiamkan selama 5-7 hari.
Pemberian pakan ampas tahu diberikan 3 hari sekali disajikan berupa bubur (kadar air 75%)
Alat dan Bahan
Perlengkapan yang digunakan dalam proses budidaya ini adalah:
- kandang berupa jedingan yang di tutup terpal beratap rumbia tiang bamboo
- wadah/baskom plastic untuk media pakan tempat cacing dipelihara.
Peralatan terdiri dari :
- thermometer
- pH meter,
- timbangan
- sprayer
- ember plastic
- media serbuk serabut kelapa dan ampas tahu
- cacing tanah berumur 3 bulan.
Cara Budidaya Cacing:
Masukkan beberapa bibit cacing tanah kedalam kolam jedingan yang sudah terdapat medianya (serbuk serabut kelapa, log jamur, cacahan pelepah pisang), kemudian amati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak.. Setiap 3 jam di amati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media, jika dalam waktu 12 jam cacing tidak ada yang berkeliaran atau meninggalkan media berarti media telah cocok. Masukkan bibit cacing denga perbandingan 10:1 yaitu media dengan berat 10kg untuk hidup 1 kg cacing. Dalam proses reproduksi, cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin ganda (jantan dan betina) dalam satu tubuh. Namun untuk pembuahan tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur setelah 7-10 hari. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api.
Proses pemeliharaan, pemberian pakan cacing tanah sekali dalam sehari semalam. Untuk 1 jedingan karena di tanam 1 kg cacing, maka kami memberi pakan dengan berat sama yaitu 1 kg. kami membri pakan berupa ampas tahu dan limbah dapur seperti kulit kentang yang telah kami jadikan bubur.
Dalam proses pemeliharaan kami juga melakukan pengendalian tergadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama tersebut antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain sebagainnya. Kami juga memelihara media dari gangguan semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak, karena kedua zat ini sangat penting untuk penggemukan cacing tanah. Pemeliharaan dari serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar media pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.
Penggantian media dilakukan rata-rata dalam jangka waktu 2 minggu, karena media sudah menjadi tanah/kascing yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing dapat berkembang, maka telur, anak dan induk harus dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru.
Proses penetasan, kokon diletakkan di media baru yang lembab, dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokom rata-rata akan menghasilkan 4 ekor cacing (juvenil). Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan dan dapat di panen.
Masa panen, dalam beternak cacing ada dua hal hasil terpenting(utama) yang diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah tersebut) dan kascing (bekas cacing). Lakukan panen dengan cara menggunakan lampu neon atau bohlam, karena cacing sangat sensitive dari cahaya sehingga mereka akan berkumpul dibagian atas medianya. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada media semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas, dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke media pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.
sekian:)
No comments:
Post a Comment